Pramuka Banyumas Disiapkan Jadi Kader Penanggulangan Bencana
Pramuka Banyumas Disiapkan Jadi Kader Penanggulangan Bencana
BANYUMAS - Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Banyumas menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Banyumas menyiapkan kader-kader penanggulangan bencana dari anggota pramuka. Penyiapan kader ini dilatih dengan pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana. Kegiatan dilaksanakan Sabtu (09/05) di Bumi Perkemahan Kendalisada Kalibagor Banyumas.
Kegiatan yang dilaksanakan selama sehari itu, diikuti sebanyak 180 pramuka penegak dari berbagai Dewan Ambalan se- Kwarcab Banyumas dan dibuka oleh Kasi Bina Muda dan Kasi Operasional Pramuka Peduli Handoko Wahyu.
Handoko dalam sambutanya mengatakan bahwa Kwarcab menggandeng PMI untuk melatih dan menyiapkan anggota pramuka menjadi kader penanggulangan bencana. “Kita berharap seluruh anggota menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana, minimal mereka sebagai informan awal kejadian bencana disekitarnya wilayahnya” kata Handoko
Handoko berpesan agar mereka yang berada di ambalan membentuk satuan kecil pramuka peduli yang siap siaga menghadapi segala kemungkinan. “Untuk itu selalu berlatih dan berlatih menghadapi kejadian bencana adalah menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan” katanya.
Sebelum melaksanakan kegiatan para peserta mengikuti Upacara Adat Ksatria Kendalisada yang dilaksanakan di Pendopo Bumi Perkemahan.
Komandan Unit Bantu Petolongan Pramuka (Ubaloka) Diana Dwi Putra mengatakan bahwa Banyumas mempunyai potensi bencana alam yang cukup tinggi, untuk itu setiap anggota pramuka khususnya Ubaloka setiap saat harus siap memberi pertolongan. “Untuk itu harus selalu mendapat ilmu baru tentang pertolongan pertama, meningkatkan rasa solidaritas sesama hidup dan kepedulian lingkungan dengan harapan dapat dipraktekan di pangkalan maupun tempat tinggal masing-masing” katanya.
Diana melanjutkan kegiatan pekatihan simulasi dibagi dua sesi dimana pada sesi pertama peserta mendapat teori tentang pertolongan pertama, langkah-langkah yang harus diambil, termasuk pembagian tugas diantara peserta. “Pada sesi kedua dilaksanakan praktek usai istirahat” tambahnya.
Ketika waktu istirahat usai ada bunyi sirine meraung-raung, walau sebagian besar sempat kaget para peserta langsung dapat beradaptasi dan mempraktekan teori yang telah diberikan sebelumnya. Secara spontan mereka menempati tugas yang sudah dibagikan sebelumnya. Ada yang langsung mendirikan tenda posko, ada yang berlarian mencari korban, ada yang memberi aba-aba, layaknya terjadi bencana sungguhan.
Diana mengatakan bahwa bencana tidak dapat diprediksi, namun dengan kesiap-siagaan anggota Pramuka diharapkan mereka dapat membantu masyarakat sekitar seandainya terjadi bencana. “Dengan simulasi ini, dimana sekenario tidak kita beri tahukan pada peserta, melatih mereka secara cepat memposisikan diri memberi pertolongan” katanya.
Peliput : Tim Jurnalistik DKC Banyumas
Edit : Parsito